Malam itu, kau mengantarku pulang,
tapi hatiku berharap waktu tersesat di jalan.
Lampu kota berpendar seperti bintang jatuh,
namun yang bersinar hanya tatapmu di cermin mobil.
Kau memilih rute yang jauh dan berliku,
seakan ingin mencuri detik lebih lama,
menyusuri jalanan yang tak berujung,
di mana hanya kita dan bayang-bayang lampu kota.
Lalu semesta tersenyum nakal,
mengerti bahasa rindu yang tak terucap.
Hujan rintik jatuh di jendela,
seperti bisikan kecil yang meminta kita tetap tinggal.
Aku mencuri pandang, kau tersenyum lirih,
dan di dadaku, kupu-kupu menari liar.
Rasa ini asing tapi indah—
seperti pertama kali jatuh cinta dalam diam.
Di dalam mobil, dunia terasa mengecil,
hanya ada kita, hujan, dan waktu yang melambat.
Aku ingin malam ini tak berakhir,
karena di sisiku pria itu orang pertama yang membuatku jatuh hati lagi,
aku tak sadar… diriku telah mulai jatuh hati padamu malam itu.