Aku merindukanmu, diam-diam.
Seperti hujan yang malu jatuh,
padahal langit sudah kelabu.
Aku ingin memulai percakapan,
tapi lidahku kelu oleh gengsi yang kutumbuhkan sendiri.
Bukan karena aku tak ingin,
hanya karena aku takut—
tak lagi kau peduli.
Aku ingin kau bahagia,
tapi hatiku bergetar saat senyummu bukan lagi untukku.
Salahkah jika aku ingin kau move on,
namun diam-diam tak rela jadi satu-satunya
yang masih mencintai dalam diam?
Kau jauh di sana,
dan aku masih di sini,
menyulam rindu yang tak pernah sempat terucap.
Berharap, entah bodoh atau tidak,
bahwa mungkin sesekali…
kau juga merindukanku.
Walau hanya sebentar saja.
Walau hanya bayanganku
Terkadang ku berharap
Kau jauh disana kau dalam diam merindukanku juga...