Untuk Langit yang Kutinggikan

 Aku berjalan,

dengan langkah yang kadang gemetar,
kadang mantap—kadang nyaris menyerah.

Aku membaca buku-buku,
sampai kata-kata terasa asing
dan mata tak bisa lagi membedakan
antara huruf dan harapan.

Aku belajar bukan hanya dari halaman,
tapi dari malam-malam panjang
yang kulewati tanpa pelukan,
hanya doa yang lirih
dan secangkir tekad yang kupaksa tetap hangat.

Aku tahu,
jalan ini bukan mudah.
Tapi aku ingin percaya,
bahwa setiap titik peluhku
adalah surat cinta yang diam-diam
kutaruh di telapak tangan Tuhan.

Aku ingin percaya,
bahwa semesta mencatat
setiap air mataku yang jatuh diam-diam,
dan menjadikannya benih
bagi mimpi yang sedang kutanam
dengan gigil dan harap.

Tuhan,
jika jalan ini Kau restui,
maka genggamlah aku erat-erat,
saat dunia terasa terlalu berat.

Aku tak ingin jadi yang paling hebat,
aku hanya ingin…
jadi versi terbaik dari diriku—
yang tak menyerah,
dan tak pernah kehilangan cahaya.